Jumat, 25 April 2014

Contoh Analisis Kasus


Menjelang Pileg, Puluhan Caleg Gelar
Ritual Mandi di Alas Ketonggo Ngawi
saat ritual di sungai
Rabu, 12 Maret 2014 18:06 WIB


Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dapil V DPRD Kabupaten Ngawi dari Partai Demokrat, Miftahul Jannah ditemani suaminya menggelar ritual doa dan mandi di sungai tempuk Alas Ketonggo (Srigati) Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi agar bisa lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi
SURYA Online, NGAWI-Sejak sebulan mendekati pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg), puluhan Calon Anggota Legislatif (Caleg) mulai berdatangan ke Alas Ketonggo (Srigati) yang terletak di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Mereka datang ke Alas Ketonggo untuk menggelar ritual doa dan mandi di Sungai Tempuk yang ada di tengah hutan jati itu.
Fenomena ini menunjukkan jika para Caleg untuk mendapatkan suara terbanyak, menggunakan berbagai cara agar usaha berhasil. Selain menggelar ritual, mereka juga memasang baleho dan spanduk secara jor-joran.
Di samping itu, juga memasang iklan di media massa dan media lainnya. Tak luput mereka juga mendatangi lokasi-lokasi keramat seperti Alas Ketonggo itu untuk menggelar ritual bersama keluarga dan tokoh spiritualnya.
Juru Kunci Alas Ketonggo, Marji mengatakan sudah banyak caleg yang datang ke Alas Ketonggo untuk menggelar ritual berdoa dan mandi di Sungai Tumpuk. Rata-rata mereka berharap bisa lolos menjadi anggota DPR RI, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten dan DPD di lokasi yang dianggap keramat itu.
"Yang datang kalau puluhan atau sekitar 50 orang sudah ada. Rata-rata datangnya secara sembunyi-sembunyi. Kalau namanya saya lupa mereka merata dari bermacam-macam partai yang bertarung dalam Pileg 9 April itu. Wong sehari sudah ada 3 sampai 5 orang sejak dua pekan terakhir," terangnya kepada Surya, rabu (12/3/2014).
Sedangkan ritual yang dilaksanakan adalah doa dan mandi di Sungai Tempuk dengan cara merendam diri di aliran sungai yang tergolong keruh karena masih kerap turun hujan di tengah hutan jati itu.
"Rata-rata harapannya agar tujuan dan keinginannya tercapai. Kalau akhir-akhir ini hampir merata ingin menjadi calon anggota dewan," imbuhnya.
Sementara salah seorang Caleg Partai Demokrat dari Dapil V (Jogorogo, Ngrambe dan Sine) Kabupaten Ngawi, Miftahul Jannah datang ke Alas Ketonggo bersama suaminya, Rabu (12/3). Perempuan ini mengaku akan menggelar ritual doa dan mandi di Sungai Tempuk di tengah hutan jati itu.
"Kami datang kesini karena sudah mendekati pemilihan (coblosan). Kami datang dengan tujuan mendapatkan ridho dan berdoa agar bisa lolos dalam pileg untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi," katanya.
Selain berdoa caleg partai berlambang mercy ini juga mandi di Sungai Tempuk yang ada di tengah Alas Ketonggo itu. Meski sungai yang dijadikan untuk mandi tersebut airnya keruh, tetapi caleg ini meyakini sungai tersebut memiliki berkah tersendiri bagi orang yang meyakininya.
"Tidak masalah air sungai keruh karena memang masih sering hujan. Yang terpenting tetap mendapatkan berkah. Sungai ini memilikih sejarah panjang. Kami ritual dengan berdoa dan mandi di sungai ini untuk mengenang para sesepuh yang telah berjasa dalam mendirikan kerajaan dan NKRI," pungkas caleg berjilbab ini

Sumber diakses pada tanggal 28 maret 2014 jam 10.20


Analisis Kasus
Semua orang di dunia ini pasti tidak ingin hidup dalam kesusahan maupun kemiskinan semua orang menginginkan hidup sejahtera dan makmur terlebih zaman sekarang banyak orang yang ingin hidupnya menguasai manusia lain misalnya ingin memiliki jabatan, kekuasaan dan lain-lain. Tak jarang dan tidak kalah kontrovesial juga di kancah politik persaingan pun sangat mamanas dan tidak terkendali berbagai cara pun di lakukan agar bisa memenangi dalam pemilihan legislatif mendatang.
Perebutan kursi di DPR semakin ketat dan panas lebih khususnya para kandidat pileg di daerah yang akhir-akhir ini melakukan berbagai cara untuk bisa duduk menjadi anggota DPRD priode 2014-2019 selain blusukan, kampanye, berbagai cara alternatif lainnya juga di lakukan para kandidat pileg seperti menyembahkan patung, mandi di sungai yang di anggap mahir untuk bisa meloloskan mereka dan masih banyak lagi ritual-ritual yang di lakukan oleh para peserta pileg terutama kandidat pileg daerah. Semua kandidat yang telah mencalonkan diri di pileg sebenarnya mereka yang bersaing di kancah politik tidak ada yang ingin gugur atau pun gagal namun realita berkata lain, di dalam dunia politik pula tidak di pungkiri bahwa politik itu identik kotor namun tidak semuanya politik itu kotor. Jadi bagi para calon pemilihan legislatif yang ingin mimpinya terpenuhi terkadang menggunakan cara-cara yang tidak halal, mustahil dan tidak masuk akal, itulah realaita dan fenomena yang terjadi saat ini di dunia politik di Negara kita tercinta Republik Indonesia. Semoga saja orang-orang yang menjabat di pemerintahan Negara republic Indonesia kedepannya bisa lebih baik lagi serta menjalankan sesuai konstitusi dan amanah dari rakyatnya.

0 komentar:

Posting Komentar