Menjelang Pileg, Puluhan Caleg
Gelar
Ritual Mandi di Alas Ketonggo
Ngawi
saat ritual di sungai |
Rabu, 12 Maret 2014 18:06 WIB
Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dapil V DPRD Kabupaten Ngawi
dari Partai Demokrat, Miftahul Jannah ditemani suaminya menggelar ritual doa
dan mandi di sungai tempuk Alas Ketonggo (Srigati) Desa Babadan, Kecamatan
Paron, Kabupaten Ngawi agar bisa lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi
SURYA Online, NGAWI-Sejak
sebulan mendekati pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg), puluhan Calon
Anggota Legislatif (Caleg) mulai berdatangan ke Alas Ketonggo (Srigati) yang
terletak di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Mereka datang ke
Alas Ketonggo untuk menggelar ritual doa dan mandi di Sungai Tempuk yang ada di
tengah hutan jati itu.
Fenomena ini menunjukkan jika para Caleg untuk mendapatkan
suara terbanyak, menggunakan berbagai cara agar usaha berhasil. Selain
menggelar ritual, mereka juga memasang baleho dan spanduk secara jor-joran.
Di samping itu, juga memasang iklan di media massa dan media
lainnya. Tak luput mereka juga mendatangi lokasi-lokasi keramat seperti Alas
Ketonggo itu untuk menggelar ritual bersama keluarga dan tokoh spiritualnya.
Juru Kunci Alas Ketonggo, Marji mengatakan sudah banyak caleg
yang datang ke Alas Ketonggo untuk menggelar ritual berdoa dan mandi di Sungai
Tumpuk. Rata-rata mereka berharap bisa lolos menjadi anggota DPR RI, DPRD
Propinsi, DPRD Kabupaten dan DPD di lokasi yang dianggap keramat itu.
"Yang datang kalau puluhan atau sekitar 50 orang sudah
ada. Rata-rata datangnya secara sembunyi-sembunyi. Kalau namanya saya lupa
mereka merata dari bermacam-macam partai yang bertarung dalam Pileg 9 April
itu. Wong sehari sudah ada 3 sampai 5 orang sejak dua pekan terakhir,"
terangnya kepada Surya, rabu (12/3/2014).
Sedangkan ritual yang dilaksanakan adalah doa dan mandi di
Sungai Tempuk dengan cara merendam diri di aliran sungai yang tergolong keruh
karena masih kerap turun hujan di tengah hutan jati itu.
"Rata-rata harapannya agar tujuan dan keinginannya
tercapai. Kalau akhir-akhir ini hampir merata ingin menjadi calon anggota
dewan," imbuhnya.
Sementara salah seorang Caleg Partai Demokrat dari Dapil V
(Jogorogo, Ngrambe dan Sine) Kabupaten Ngawi, Miftahul Jannah datang ke Alas
Ketonggo bersama suaminya, Rabu (12/3). Perempuan ini mengaku akan menggelar
ritual doa dan mandi di Sungai Tempuk di tengah hutan jati itu.
"Kami datang kesini karena sudah mendekati pemilihan
(coblosan). Kami datang dengan tujuan mendapatkan ridho dan berdoa agar bisa
lolos dalam pileg untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi," katanya.
Selain berdoa caleg partai berlambang mercy ini juga mandi di
Sungai Tempuk yang ada di tengah Alas Ketonggo itu. Meski sungai yang dijadikan
untuk mandi tersebut airnya keruh, tetapi caleg ini meyakini sungai tersebut
memiliki berkah tersendiri bagi orang yang meyakininya.
"Tidak
masalah air sungai keruh karena memang masih sering hujan. Yang terpenting
tetap mendapatkan berkah. Sungai ini memilikih sejarah panjang. Kami ritual
dengan berdoa dan mandi di sungai ini untuk mengenang para sesepuh yang telah
berjasa dalam mendirikan kerajaan dan NKRI," pungkas caleg berjilbab ini
Analisis
Kasus
Semua orang di dunia
ini pasti tidak ingin hidup dalam kesusahan maupun kemiskinan semua orang
menginginkan hidup sejahtera dan makmur terlebih zaman sekarang banyak orang
yang ingin hidupnya menguasai manusia lain misalnya ingin memiliki jabatan,
kekuasaan dan lain-lain. Tak jarang dan tidak kalah kontrovesial juga di kancah
politik persaingan pun sangat mamanas dan tidak terkendali berbagai cara pun di
lakukan agar bisa memenangi dalam pemilihan legislatif mendatang.
Perebutan kursi di DPR
semakin ketat dan panas lebih khususnya para kandidat pileg di daerah yang
akhir-akhir ini melakukan berbagai cara untuk bisa duduk menjadi anggota DPRD
priode 2014-2019 selain blusukan, kampanye, berbagai cara alternatif lainnya juga
di lakukan para kandidat pileg seperti menyembahkan patung, mandi di sungai
yang di anggap mahir untuk bisa meloloskan mereka dan masih banyak lagi
ritual-ritual yang di lakukan oleh para peserta pileg terutama kandidat pileg
daerah. Semua kandidat yang telah mencalonkan diri di pileg sebenarnya mereka
yang bersaing di kancah politik tidak ada yang ingin gugur atau pun gagal namun
realita berkata lain, di dalam dunia politik pula tidak di pungkiri bahwa
politik itu identik kotor namun tidak semuanya politik itu kotor. Jadi bagi
para calon pemilihan legislatif yang ingin mimpinya terpenuhi terkadang
menggunakan cara-cara yang tidak halal, mustahil dan tidak masuk akal, itulah
realaita dan fenomena yang terjadi saat ini di dunia politik di Negara kita tercinta
Republik Indonesia. Semoga saja orang-orang yang menjabat di pemerintahan
Negara republic Indonesia kedepannya bisa lebih baik lagi serta menjalankan
sesuai konstitusi dan amanah dari rakyatnya.
0 komentar:
Posting Komentar